Sunday, December 18, 2011

TANPA JUDUL


Melihat bias matamu yang tak tak biasa saja telah menghancurkan setengah kebahagiaanku. Lalu kamu menuntunku seakan ingin secepatnya pergi. Aku tersenyum, hatiku menangis teriris-iris. Aku hanya ingin terlihat tegar dimatamu, meski mungkin kamu telah tidak perduli.

Aku menunggu, terlalu cepat. Kamu telah ingin menikmati hujan tanpaku. Aku berharap ada keajaiban yang bisa menuntunmu kembali seperti awal, kamu yang selalu membuat pelangi di sisi terkelam hidupku. Namun kamu terlalu pintar, kamu kemas setiap butir kata dengan sangat sederhana. Membuatku menguap menjadi awan mendung.

Walau saat itu kamu hanya berada 20 senti dariku. Namun aku sangat merindukanmu, merasa bahwa kehadiranmu berada di belahan dunia yang berbeda. Tak percaya semua akan berakhir, bahkan di mimpi terburukku. Aku lelah, langkahku gontai (andau kau melihat). Kamu telah sukses membuatku lupa bernafas, sesak dalam kesunyian.

Aku harus beranjak, atau kamu saja. Karena aku ingin menangis di belakangmu. Menangis diam-diam, tanpa suara, tanpa isak. Lalu tertidur di tengah hujan yang akan hapus jejakmu. Meski aku terlalu berharap, terlalu berharap kamu tak benar-benar pergi.

*andai waktu bisa kuputar, akan kutahan langkahmu yang menjauh. Menjauh meninggalkan puzzle yang tak pernah bisa kurangkum.


No comments:

Post a Comment

Terimakasih, komentarnya ya..^^