Wahai Engkau yang tidak cukup melakukan dosa pada Rajab
Lalu Engkau sambung kembali pada bulan Sya’ban
Telah datang bulan puasa kepadamu setelah keduanya
Janganlah Engkau jadikan lagi bulan itu bulan dosa
Bacalah Al Quran dan bersungguhlah dalam bertasbih
Karena bulan itu bulan Al Quran dan tasbih
Berapa banyak yang engkau kenal mereka yang berpuasa
Dari keluarga, tetangga dan saudara
Mereka telah dimusnahkan oleh kematian
Menyisakan dirimu
Alangkah dekatnya yang sekarang dengan yang terdahulu
***
Ust Armen Halim Naro dalam Buku Bersemilah Ramadhan
Sunday, August 12, 2012
Wednesday, May 30, 2012
Wanitaku
Di balutan jilbab apiknya
Tersimpan kecantikan mutiara lautan surga
Ciptaan yang kata-Mu pelengkapnya Adam
Seiring letupan nuraniku yang bergema
Senyuman bulan sabit melintang
seperti cahaya bulan purnama
Mata yang kukira bongkahan intan
memecah kepekatan jiwa
Asaku ialah teka-teki cinta
bagian tulang rusukku yang hilang
Aku mendamba bidadari sepertinya
yang kalbunya sebening embun
kusandarkan hati pada bingkai nafasnya
menderu bagai udara cinta
Kujadikan dia permaisuri duniaku
yang takkan pupus oleh waktu
Kuukir namanya pada batang kisah yang tercipta sempurna dan nyata
Dia hadir untuk mengisi separuh diriku yang hilang
Jika melihatnya adalah candu
kumohon ampun pada-Mu
agar kulupakan jemarinya, suaranya
Kasihku ini tulus
setulus daun di musim semi
Cintaku ini murni
semurni mata air ibu
Setiap waktu yang merangkak
semakin meyakiniku
bahwa dialah fantasiku
Kupagari dirinya dengan nyawaku
agar tak ada duka menghapus tawanya
gar tak ada luka racuni kisahnya
Tolong jangan patahkan hatiku
Jika kuboleh meminta
patahkan saja ragunya
Tuhan, izinkan aku berjalan bersamanya
Dia…
yang juga mencintai-Mu
sepertiku
Tuhan, jadikan dia…
wanitaku
Tersimpan kecantikan mutiara lautan surga
Ciptaan yang kata-Mu pelengkapnya Adam
Seiring letupan nuraniku yang bergema
Senyuman bulan sabit melintang
seperti cahaya bulan purnama
Mata yang kukira bongkahan intan
memecah kepekatan jiwa
Asaku ialah teka-teki cinta
bagian tulang rusukku yang hilang
Aku mendamba bidadari sepertinya
yang kalbunya sebening embun
kusandarkan hati pada bingkai nafasnya
menderu bagai udara cinta
Kujadikan dia permaisuri duniaku
yang takkan pupus oleh waktu
Kuukir namanya pada batang kisah yang tercipta sempurna dan nyata
Dia hadir untuk mengisi separuh diriku yang hilang
Jika melihatnya adalah candu
kumohon ampun pada-Mu
agar kulupakan jemarinya, suaranya
Kasihku ini tulus
setulus daun di musim semi
Cintaku ini murni
semurni mata air ibu
Setiap waktu yang merangkak
semakin meyakiniku
bahwa dialah fantasiku
Kupagari dirinya dengan nyawaku
agar tak ada duka menghapus tawanya
gar tak ada luka racuni kisahnya
Tolong jangan patahkan hatiku
Jika kuboleh meminta
patahkan saja ragunya
Tuhan, izinkan aku berjalan bersamanya
Dia…
yang juga mencintai-Mu
sepertiku
Tuhan, jadikan dia…
wanitaku
Thursday, March 1, 2012
ENTAH
Sepertinya kamu
berpijak dihatiku
Mengukir langkah baru
yang belum kutemukan arahnya
Entah…
Suaramu memanggil
namaku, namun serak
Matamu memandang
senyumku, namun samar
Hatimu merasa rasaku,
namun lirih
Entah…
Kuragukan hadirmu,
namun nyata
Dapat kusentuh, namun
sulit kurasa
Indah kuingat, namun
muncul dan sirna
Entah…
Di helai daun yang
jatuh kini tertulis nama kita
Kunantikan ia terbang
atau mengering
Kunantikan, hingga
hatiku bergetar
Entah…
Pernahkah kau ingat
diriku disaat damai
Saat mentari tak
menyeruak di dalam jiwamu
Seperti waktu kita
tertawa hangat di bawah bahagia
Entah…
Saturday, February 4, 2012
NYANYIAN HUJAN
Sebuah keindahan
Segenggam kenangan
Menyibak air hujan di
antara penantian
Tak butuh waktu lama
untuk melupakan
Namun rasa seperti
luka lebam
Yang tak bisa
tersisih walau dimakan zaman
Tahukah kau keindahan
yang tak pernah tersentuh ?
Ketika kenangan kita
terbingkai utuh
Namun waktu yang
membuat kita jauh
Semakin jauh, hingga hatiku
luluh
Namun hatimu telah
lumpuh
Asa kita, telah rapuh
Aku masih melihat
wajah awan
Bergandengan mesra
berpasangan
Kita tak pernah tahu,
esok masihkah menawan ?
Hari-hari datang seperti
harapan
Aku di sini masih
berangan
Masih terhipnotis
nyanyian hujan
Tuesday, January 17, 2012
SENYUMMU
Kutapaki jejak yang
tercecer di sepanjang perjalanan kita
Terlalu rumit, bahkan
jika ku harus menunggu kata
Sejenak, aku lelah
merasa tidak karuan
Menunggumu adalah
sebuah pengorbanan
Aku rela mengalah
karena satu alasan
Ku ingin selalu
melihat senyummu yang menyejukan
Subscribe to:
Posts (Atom)